Tangerang, 8 Mei 2025
Kenapa Kinerja Keuangan Bank Banten Menurun: Analisis Kritis Kuartal I-2025
Author: Hadi Hartono
Abstrak
Artikel ini mengkaji secara sistematis penyebab penurunan kinerja keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) pada kuartal I-2025. Dengan pendekatan analisis kuantitatif dan kualitatif berbasis data laporan keuangan dan dinamika sektor perbankan, tulisan ini bertujuan memberikan pemahaman komprehensif tentang anjloknya laba bersih sebesar 91 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Kata kunci: Bank Banten, kinerja keuangan, pendapatan bunga, efisiensi operasional, sektor perbankan
1. Pendahuluan
PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) mencatat kinerja keuangan yang memburuk sepanjang kuartal I-2025. Laba bersih perseroan anjlok 91 persen menjadi Rp3,46 miliar dari Rp39,33 miliar pada kuartal I-2024. Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, regulator, dan masyarakat Banten. Artikel ini bertujuan mengkaji faktor penyebab memburuknya kinerja keuangan Bank Banten.
2. Metodologi
Analisis dalam artikel ini berbasis data sekunder dari laporan keuangan Bank Banten, publikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), serta kajian akademik dan industri terkait perbankan daerah. Metode deskriptif-analitis digunakan untuk menjelaskan fenomena dan menarik kesimpulan.
3. Profil Bank Banten dan Kondisi Makroekonomi
Bank Banten merupakan bank pembangunan daerah yang berfokus pada pembiayaan kegiatan ekonomi di Provinsi Banten. Dengan aset Rp7,61 triliun per Maret 2025, bank ini menghadapi tantangan ekonomi nasional, seperti perlambatan kredit perbankan, kenaikan suku bunga acuan BI menjadi 6,75 persen (BI, 2025), serta pengetatan likuiditas.
4. Analisis Penyebab Penurunan Kinerja Keuangan
4.1. Penurunan Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan bunga bersih Bank Banten anjlok 75 persen menjadi Rp47,09 miliar. Hal ini disebabkan oleh:
- Penurunan Pendapatan Bunga: Turun dari Rp491,8 miliar menjadi Rp125,39 miliar akibat kontraksi kredit produktif dan tingginya non-performing loan (NPL) (OJK, 2025).
- Penurunan Beban Bunga: Beban bunga menyusut menjadi Rp78,29 miliar, namun tidak cukup mengimbangi penurunan pendapatan bunga.
4.2. Penurunan Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan administrasi merosot menjadi Rp12,8 miliar dan pendapatan lain-lain menjadi Rp2,52 miliar. Hal ini mencerminkan turunnya aktivitas transaksi nasabah dan pengurangan basis nasabah aktif (LPS, 2025).
4.3. Ketatnya Persaingan dan Fragmentasi Pasar
Bank Banten menghadapi persaingan ketat dengan bank nasional dan bank digital yang menawarkan layanan lebih efisien dan bunga kompetitif, menyebabkan migrasi nasabah (PwC Indonesia, 2024).
4.4. Efisiensi Beban Operasional
Meski beban umum, administrasi, dan tenaga kerja turun drastis, efisiensi ini lebih merupakan respon defensif terhadap tekanan pendapatan, bukan hasil dari pertumbuhan produktif.
4.5. Permodalan dan Kualitas Aset
Defisit Bank Banten Rp2,82 triliun menunjukkan beban akumulasi rugi masa lalu. Penyisihan kerugian penurunan nilai yang menurun (Rp4,84 miliar dari Rp122,11 miliar) bisa mencerminkan perbaikan kualitas aset, namun juga berisiko underprovisioning (FSA, 2025).
5. Dampak Penurunan Kinerja
- Kesehatan Bank: Penurunan laba dan pendapatan dapat memperburuk rasio profitabilitas seperti ROA dan ROE.
- Kepercayaan Publik dan Investor: Anjloknya kinerja dapat memicu tekanan pada harga saham BEKS dan persepsi negatif di pasar modal.
- Kemampuan Intermediasi: Kemampuan menyalurkan kredit untuk sektor riil Banten bisa terganggu.
6. Upaya Pemulihan dan Prospek
Bank Banten perlu:
- Memperkuat penyaluran kredit produktif yang prudent.
- Meningkatkan efisiensi berbasis digitalisasi.
- Memperbaiki manajemen risiko kredit dan governance.
- Menggali potensi kolaborasi dengan Pemprov Banten untuk proyek strategis daerah.
7. Kesimpulan
Penurunan kinerja keuangan Bank Banten kuartal I-2025 disebabkan kombinasi faktor internal (kontraksi kredit, efisiensi defensif) dan eksternal (perlambatan ekonomi, persaingan ketat). Dengan perbaikan strategi intermediasi dan efisiensi berbasis digital, Bank Banten berpotensi membalikkan kinerja pada periode berikutnya.
Referensi
- Bank Indonesia (2025). Laporan Perekonomian Indonesia Kuartal I-2025.
- Otoritas Jasa Keuangan (2025). Statistik Perbankan Indonesia.
- Lembaga Penjamin Simpanan (2025). Perkembangan Industri Perbankan.
- PwC Indonesia (2024). Indonesia Banking Survey.
- Financial Services Authority (FSA) (2025). Risk-Based Bank Supervision Guidelines.