Tangerang, 8 Mei 2025
Rencana Akuisisi Grab terhadap GoTo: Konsolidasi Pasar Digital Asia Tenggara
Author: Hadi Hartono
Abstrak
Artikel ini membahas langkah strategis Grab dalam upaya mengakuisisi GoTo, perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, dengan tujuan memperkuat posisi dominan di pasar digital Asia Tenggara. Dengan pendekatan ilmiah populer, artikel ini menguraikan alasan bisnis, potensi sinergi, tantangan regulasi, serta dampak ekonomi dan sosial dari akuisisi tersebut.
Kata Kunci: Grab, GoTo, Akuisisi, Konsolidasi Pasar, Asia Tenggara, Ekosistem Digital
Pendahuluan
Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di dunia. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company (2024), nilai ekonomi digital kawasan ini diproyeksikan mencapai USD 300 miliar pada 2025. Dua pemain utama di sektor ini adalah Grab Holdings Ltd. (Singapura) dan GoTo Group (Indonesia). Keduanya bersaing dalam layanan ride-hailing, pengantaran makanan, pembayaran digital, dan e-commerce.
Pada awal 2025, muncul laporan dari Reuters (2025) yang menyebutkan bahwa Grab tengah dalam tahap pembicaraan serius untuk mengakuisisi GoTo. Jika terealisasi, akuisisi ini akan menjadi salah satu transaksi teknologi terbesar di kawasan. Artikel ini bertujuan mengulas secara komprehensif motif, potensi manfaat, tantangan, dan implikasi dari akuisisi ini.
- Latar Belakang Perusahaan
Grab didirikan di Malaysia pada 2012, kemudian berkantor pusat di Singapura. Grab menawarkan layanan ride-hailing, pengantaran makanan (GrabFood), pembayaran digital (GrabPay), dan layanan keuangan lainnya. Pada 2021, Grab melantai di Nasdaq melalui merger dengan SPAC Altimeter Growth Corp, dengan valuasi USD 40 miliar (Grab Holdings, 2021).
GoTo Group dibentuk pada 2021 dari merger Gojek (ride-hailing dan pembayaran digital) dan Tokopedia (e-commerce). GoTo menguasai sekitar 2,5 juta mitra pengemudi, 11 juta merchant, dan 100 juta pengguna aktif bulanan (GoTo Group, 2023).
- Motif Strategis Akuisisi
2.1 Konsolidasi Pasar dan Dominasi Regional
Akuisisi GoTo akan memperkuat dominasi Grab di Indonesia (pasar terbesar Asia Tenggara) dan mengurangi persaingan langsung. Menurut Bisnis.com (2025), penggabungan dua perusahaan ini akan menguasai lebih dari 90% pangsa pasar ride-hailing dan pengantaran makanan di Indonesia.
2.2 Sinergi Ekosistem Digital
Integrasi GoPay dan Tokopedia ke dalam ekosistem Grab memungkinkan Grab menawarkan layanan superapp yang lebih komprehensif: transportasi, pengantaran, e-commerce, dan layanan keuangan dalam satu aplikasi.
2.3 Efisiensi Operasional dan Profitabilitas
Dengan mengurangi duplikasi operasional dan memanfaatkan skala ekonomi, Grab berharap dapat menekan biaya, meningkatkan margin laba, dan mempercepat pencapaian profitabilitas.
- Potensi Manfaat
3.1 Bagi Grab
- Akses ke basis pengguna GoTo yang besar dan loyal di Indonesia
- Diversifikasi pendapatan melalui e-commerce dan layanan keuangan
- Posisi negosiasi lebih kuat dengan regulator dan mitra
3.2 Bagi Konsumen
- Integrasi layanan lebih mudah dan efisien
- Potensi peningkatan inovasi dan kualitas layanan
- Peningkatan jangkauan produk dan merchant
- Tantangan dan Risiko
4.1 Tantangan Regulasi
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Indonesia dipastikan akan meninjau akuisisi ini secara ketat. Potensi monopoli bisa memunculkan kekhawatiran terkait kenaikan harga, penurunan layanan, dan kerugian bagi mitra pengemudi serta merchant kecil (Kompas.id, 2025).
4.2 Integrasi Budaya dan Teknologi
Perbedaan budaya organisasi antara Grab dan GoTo dapat menyulitkan integrasi. Selain itu, integrasi teknologi dan sistem backend yang berbeda bisa memakan waktu dan biaya.
4.3 Ancaman dari Pemain Baru
Masuknya pemain baru seperti Xanh SM (Vietnam) yang berencana ekspansi ke Indonesia menandakan lanskap kompetisi yang dinamis. Akuisisi ini harus diimbangi dengan strategi mempertahankan loyalitas pengguna.
- Dampak Ekonomi dan Sosial
5.1 Dampak Terhadap Pekerjaan
Potensi pengurangan karyawan akibat efisiensi operasional harus dikelola dengan baik untuk menghindari dampak sosial yang negatif.
5.2 Dampak Terhadap Inovasi dan UMKM
Meski ada risiko monopoli, penggabungan layanan bisa membuka peluang bagi UMKM lokal untuk memperluas pasar melalui integrasi e-commerce dan pembayaran digital.
-
Studi Kasus: Konsolidasi Serupa di Asia
Konsolidasi serupa terjadi di Tiongkok saat Meituan mengakuisisi Mobike (2018) dan Alibaba mengakuisisi Ele.me (2018). Hasilnya, terjadi penguatan layanan superapp, efisiensi operasional, namun juga tantangan regulasi yang ketat.
-
Prospek dan Rekomendasi
Jika akuisisi Grab-GoTo terealisasi, Grab disarankan:
- Berkomitmen pada persaingan sehat dengan menjaga harga dan kualitas layanan
- Menjamin kesejahteraan mitra pengemudi dan merchant kecil
- Transparan dalam proses integrasi kepada publik dan regulator
- Berinvestasi dalam inovasi dan pengembangan UMKM lokal
Penutup
Akuisisi Grab terhadap GoTo merupakan langkah strategis besar yang dapat mengubah peta ekonomi digital Asia Tenggara. Keberhasilan langkah ini bergantung pada manajemen integrasi, kepatuhan regulasi, dan komitmen terhadap kepentingan konsumen dan mitra ekosistem.
Referensi
- Bisnis.com (2025). Grab Dinilai Paling Diuntungkan Jika Merger dengan GoTo.
- Google, Temasek, Bain & Company (2024). e-Conomy SEA 2024.
- Grab Holdings (2021). Grab to Go Public in Partnership with Altimeter.
- GoTo Group (2023). Annual Report 2023.
- Kompas.id (2025). Rumor Merger Mencuat Kala Keyakinan Investor pada GoTo Menguat.
- Kompas.id (2025). Potensi Merger Grab-GoTo Akan Hadapi Pengawasan Ketat.
- Reuters (2025). Grab Looks to Strike Deal to Acquire Indonesia's GoTo in Q2.
- Reuters (2024). Grab-Goto Merger Would Be an All-Round Win.