Pengiriman Siswa Bermasalah ke Barak Militer oleh Gubernur Dedi Mulyadi: Tinjauan Kritis dari Berbagai Aspek

Hadi Hartono
By -

Pengiriman Siswa Bermasalah ke Barak Militer oleh Gubernur Dedi Mulyadi: Tinjauan Kritis dari Berbagai Aspek

Author: Hadi Hartono




Abstrak

Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mengirim siswa bermasalah ke barak militer telah memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan pakar pendidikan.  Artikel ini menganalisis kebijakan tersebut dari berbagai aspek, termasuk latar belakang, tujuan, implementasi, serta tanggapan dari berbagai pihak.  Dengan pendekatan kritis, artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai dampak dan implikasi dari kebijakan tersebut. 


1. Pendahuluan


Kenakalan remaja, seperti tawuran dan balap liar, menjadi masalah serius di Jawa Barat.  Sebagai respons, Gubernur Dedi Mulyadi mengusulkan program pembinaan siswa bermasalah melalui pelatihan di barak militer.  Program ini menargetkan siswa yang terlibat dalam tindakan kenakalan remaja serius dan telah melalui proses pembinaan di sekolah tanpa menunjukkan perubahan perilaku.  Pelaksanaan program ini melibatkan persetujuan orang tua atau wali siswa. 


2. Latar Belakang dan Tujuan Program


Dedi Mulyadi menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya kenakalan remaja dan keterbatasan guru dalam menangani siswa bermasalah.  Menurutnya, banyak guru merasa tidak berdaya karena tindakan tegas terhadap siswa sering kali berujung pada kriminalisasi terhadap guru tersebut.  Sebagai solusi, Dedi mengusulkan agar siswa dengan perilaku menyimpang diberikan pelatihan kedisiplinan di barak militer selama enam bulan.  Selama masa tersebut, siswa tetap berstatus sebagai pelajar dan mengikuti kegiatan belajar mengajar, namun dengan tambahan pelatihan fisik dan kedisiplinan ala militer.  Program ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan, membentuk karakter positif, dan mendukung guru serta orang tua dalam menangani siswa dengan perilaku menyimpang. 


3. Implementasi Program


Program ini telah mulai dijalankan di beberapa wilayah di Jawa Barat yang dianggap rawan, bekerja sama dengan TNI dan Polri.  Siswa yang terlibat dalam tindakan kenakalan remaja serius dan telah melalui proses pembinaan di sekolah tanpa menunjukkan perubahan perilaku dapat mengikuti program ini dengan persetujuan orang tua atau wali.  Selama masa pelatihan, siswa tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar, namun dengan tambahan pelatihan fisik dan kedisiplinan ala militer. 


4. Tanggapan dan Kritik


Usulan ini mendapat tanggapan beragam.  Sebagian pihak mendukung program ini sebagai langkah tegas dalam menangani kenakalan remaja yang semakin meresahkan.  Namun, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingatkan bahwa setiap anak, termasuk yang bermasalah, memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.  Mereka menekankan bahwa pendekatan militeristik seharusnya menjadi opsi terakhir setelah semua metode pembinaan lain telah dicoba.  Beberapa ahli pendidikan juga khawatir bahwa pendekatan ini dapat mengabaikan akar permasalahan perilaku siswa, seperti kondisi keluarga atau lingkungan sosial, dan justru berisiko menimbulkan trauma baru. 


5. Analisis Kritis


5.1. Aspek Hukum dan Hak Anak


Mengirim siswa bermasalah ke barak militer menimbulkan pertanyaan mengenai kesesuaian dengan Undang-Undang Perlindungan Anak.  Meskipun program ini memerlukan persetujuan orang tua, penting untuk memastikan bahwa hak-hak anak tetap terlindungi dan tidak terjadi pelanggaran terhadap prinsip-prinsip perlindungan anak. 


5.2. Efektivitas Pendekatan Militeristik


Pendekatan militeristik dalam pendidikan karakter telah digunakan dalam berbagai konteks, namun efektivitasnya dalam jangka panjang masih diperdebatkan.  Beberapa studi menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat menghasilkan perubahan perilaku sementara, namun tidak menjamin perubahan karakter yang mendalam tanpa dukungan dari lingkungan keluarga dan sosial yang kondusif. 


5.3. Alternatif Pendekatan


Pendekatan holistik yang melibatkan konseling psikologis, keterlibatan keluarga, dan program ekstrakurikuler yang positif dapat menjadi alternatif yang lebih efektif dalam jangka panjang.  Program-program seperti ini dapat membantu siswa memahami dan mengatasi akar permasalahan perilaku mereka, serta membangun keterampilan sosial yang positif. 


6. Kesimpulan


Kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi untuk mengirim siswa bermasalah ke barak militer merupakan upaya untuk menangani kenakalan remaja yang serius di Jawa Barat.  Meskipun program ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan dan membentuk karakter positif, penting untuk mempertimbangkan aspek hukum, hak anak, dan efektivitas jangka panjang dari pendekatan militeristik.  Pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak dan mempertimbangkan kondisi individu siswa dapat menjadi alternatif yang lebih efektif dan berkelanjutan. 


Daftar Pustaka


VOI. (2025). DPR: Mengirim Siswa Bermasalah ke Barak Militer Bukan Jawaban, Butuh Pendekatan Holistik. https://voi.id/berita/479125/dpr-mengirim-siswa-bermasalah-ke-barak-militer-bukan-jawaban-butuh-pendekatan-holistik 


Melintas.id. (2025). Info Gubernur Jabar: Mengapa Dedi Mulyadi Ingin Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer? Ini Tujuan dan Pro-Kontranya. https://www.melintas.id/news/345958541/info-gubernur-jabar-mengapa-dedi-mulyadi-ingin-kirim-siswa-nakal-ke-barak-militer-ini-tujuan-dan-pro-kontranya 


Kompas.com. (2025). Siswa SMA Tertangkap Tawuran dan Balap Liar, Dedi Mulyadi: Kita Akan Masukkan Wajib Militer. https://www.kompas.com/edu/read/2025/02/25/191500071/siswa-sma-tertangkap-tawuran-dan-balap-liar-dedi-mulyadi-kita-akan-masukkan 


VOI. (2025). Dedi Mulyadi Tegaskan Program Barak Pelajar Bukan Pelatihan Militer. https://voi.id/berita/479078/dedi-mulyadi-tegaskan-program-barak-pelajar-bukan-pelatihan-militer 


Kilat.com. (2025). Dedi Mulyadi Ingin Wajib Militer bagi Murid Nakal, Orang Tua Tak Kuat Urus Bisa Serahkan ke Pemerintah. https://www.kilat.com/nasional/84414561869/dedi-mulyadi-ingin-wajib-militer-bagi-murid-nakal-orang-tua-tak-kuat-urus-bisa-serahkan-ke-pemerintah 


Majalah Sora. (2025). Hardiknas 2025 di Jabar: Dedi Mulyadi Tegaskan Pembinaan Militer untuk Pelajar Bermasalah dan Larangan Bawa Motor-HP. https://majalahsora.com/hardiknas-2025-di-jabar-dedi-mulyadi-tegaskan-pembinaan-militer-untuk-pelajar-bermasalah-dan-larangan-bawa-motor-hp/ 


Kompas.com. (2025). Dedi Mulyadi Wacanakan Wajib Militer untuk Siswa SMA di Jawa Barat. https://nasional.kompas.com/read/2025/02/20/13440661/dedi-mulyadi-wacanakan-wajib-militer-untuk-siswa-sma-di-jawa-barat 


Tirto.id. (2025). Ide Wamil ala Dedi Mulyadi Bukan Solusi Bangun Karakter Pelajar. https://tirto.id/ide-wamil-ala-dedi-mulyadi-bukan-solusi-bangun-karakter-pelajar-g8RK 


Okeguys.com. (2025). Dedi Mulyadi Kirim Siswa Nakal ke TNI, Pengamat Justru Sebut Kebijakan Gubernur Jabar Itu Belum Jelas. https://www.okeguys.com/news/90015076366/dedi-mulyadi-kirim-siswa-nakal-ke-tni-pengamat-justru-sebut-kebijakan-gubernur-jabar-itu-belum-jelas 




---



#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn more
Ok, Go it!